PENILAIAN DIRI SISWA

10 December, 2009

Ringkasan Bab VI Asesment Pendidikan


Penilaian diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri siswa karena penilai yang tahu persis tentang diri siswa adalah siswa sendiri dan siswa menjadi penilai yang terbaik atas hasil pekerjaannya sendiri.

Selama ini penilaian keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran pada umumnya dilakukan oleh guru, sedangkan siswa menjadi obyek penilaian. Sehingga informasi yang diperoleh belum menunjukkan gambaran yang sesungguhnya tentang siswa. Sebagai contoh, seorang guru memberi nilai rendah pada siswanya yang suka mengganggu temannya pada saat guru mengajar. Disini guru memberikan keputusan bukan berdasarkan kemampuan siswa itu sendiri, tetapi hanya berdasarkan perilaku siswa yang dilihat guru secara kasat mata saja, padahal guru belum mengetahui secara jelas apa atau mengapa siswa tersebut menggangu temannya.

David Boud (1995), menulis tentang penilaian diri pada pendidikan tinggi yang membuat banyak batas yang relevan untuk sekolah, guru dan murid. Dia mulai dengan mengindikasikan sifat alami radikal yang sungguh potensial tentang isu penilaian diri. “Penilaian diri, biasanya dilukiskan sebagai teknik untuk meningkatkan pembelajaran, yang lebih transformatif, sukar dipahami dan bertolak belakang dengan pengajaran konvensional dibanding dengan biasanya yang lebih mudah untuk dikenali”.

Dalam bab ini, guru berusaha melatih siswanya menggunakan penilaian diri. Proses penilaian diri membantu mereka berpikir tentang cara belajar mereka sendiri dan memahaminya dengan baik.

A. Pentingnya Siswa melakukan Penilaian Diri

Peran penilaian dalam pembelajaran pada dasarnya untuk mengidentifikasi gap antara prestasi sekarang dengan yang diharapkan sekaligus untuk memberi dukungan kepada siswa dalam mengatasi gap itu. Semua siswa nampaknya memperoleh manfaat dari strategi penilaian diri dari belajar, namun sedikit kesulitan bagi siswa yang memperoleh nilai rendah dalam menilai diri mereka. Guru dapat menolong dengan cara membangun suasana kerjasama antar siswa dalam mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Metakognitif adalah tentang pengertian dan mengetahui belajarnya sendiri, mengambil langkah di luar proses untuk mencari dan melakukannya. Hal ini merupakan bagian penting untuk menjadi pelajar yang efektif.

Pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam diri siswa yang berkategori “pelajar yang efektif” ini antara lain; “apa yang saya pelajari?”, “bagaimana saya dapat mencapai suatu target?”, “bagaimana saya dapat mengerjakan hal ini lebih baik di masa yang akan datang?”, dan beberapa pertanyan-pertanyaan lain yang semuanya merupakan kebutuhan dasar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


1. Bagaimana saya melakukan sesuatu?

Siswa dapat mengetahui cara mereka melakukan sesuatu dalam kaitan dengan proses belajar mengajar yang mereka hadapi. Penekanan pada pertanyaan ini adalah teknik dan strategi yang digunakan dalam melakukan sesuatu. Untuk dapat mengetahui cara dan strategi yang baik bagi siswa dalam menyelesaikan suatu masalah, perlu kiranya guru memberi kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan segala apa yang mereka ketahui tentang pembelajaran yang berlangsung. Perlu disadari oleh guru, bahwa jika siswa tidak dapat belajar dengan cara guru mengajar maka guru harus mengajar dengan cara siswa belajar.

2. Apa sesungguhnya yang membuat saya berpikir?

Setelah mengetahui cara melakukan sesuatu, berikutnya siswa dapat mengetahui apa yang membuat mereka sungguh berpikir (obyeknya). Dalam melakukan sesuatu, jika kita telah mengetahui objeknya maka pekerjaan kita akan lebih memberikan manfaat dan ada upaya untuk melakukannya dengan cara-cara terbaik. Kondisi lingkungan yang kondusif baik di rumah maupun di sekolah dapat memberikan rangsangan berpikir bagi siswa dalam menentukan eksistensi dirinya dalam kaitannya dengan apa yang sedang mereka hadapi. Untuk itu kerjasama yang baik dari guru dan orang tua menjadi faktor penting dan utama dalam mewujudkannya.

3. Bagaimana saya tahu jika pekerjaan saya baik?

Tujuan pembelajaran dan kriteria penilaian merupakan dua hal yang menjadi tumpuan bagi siswa agar dapat mengetahui kualitas pekerjaan mereka. Mereka akan dapat mengukur tingkat pencapaian terhadap tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya mereka akan menjadi pebelajar yang mandiri dan penuh tanggung jawab.

4. Apa yang perlu saya lakukan untuk membuat perbaikan dan peningkatan?

Pengalaman belajar menjadi sesuatu yang sangat bermakna bagi siswa. Misalnya kegagalan dan kesuksesan dalam menyelesaikan suatu soal menjadikan mereka lebih fokus dan konsentrasi dalam menyelesaikan soal berikutnya. Artinya mereka sudah dapat mengidentifikasi sendiri tahapan-tahapan penyelesaian sesuai dengan kriteria yang ada.

5. Bagaimana saya melakukannya sehingga ada peningkatan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa perlu dibimbing dan diarahkan oleh guru, sebagai tahap awal guru perlu merinci dan mendeskripsikan kriteria penilaian dalam bentuk contoh-contoh aplikasi.

6. Apa tujuan saya?

Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa, guru harus dapat mengarahkan siswa agar menentukan target apa yang ingin dicapai, dan menentukan prioritas dari berbagai pilihan target atas sesuatu yang akan dicapai.

7. Di mana saya fokus dalam melakukan revisi?

Guru berperan sebagai pemberi informasi pada siswa tentang suatu konsep yang belum mampu dikuasai siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbaikan dan revisi terhadap suatu konsep yang belum dikuasainya. Perbaikan dan revisi tersebut harus dilakukan secara terus menerus agar siswa benar-benar memahami konsep tersebut.

8. Apa yang dapat saya ingat dan mengerti?

Untuk membantu siswa dalam hal mengingat dan mengerti tentang materi yang disampaikan, guru hendaknya memberikan penekanan pada bagian-bagian pelajaran yang menjadi kunci kesuksesan jika dapat memahami dan mengerti dengan baik.

9. Apakah saya belajar dengan cara yang terbaik?

Dengan melibatkan siswa dalam penilaian diri mereka, maka siswa akan memperoleh gambaran tentang apakah cara belajar mereka selama ini memberikan hasil yang maksimal atau minimal. Sehingga siswa dapat memonitor cara belajarnya agar siswa mampu memperoleh hasil yang maksimal.

10. Apa kekuatan dan kelemahan saya?

Guru bertindak sebagai motivator bagi siswa untuk menjadikan kelemahan diri siswa menjadi sebuah kekuatan bagi diri siswa, dan kekuatannya sebagai suatu harapan dalam meraih tujuannya sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Definisi Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan suatu metode penilaian yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengambil tanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri. Mereka diberi kesempatan untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan.

Reys, Suydam, linguist, & Smith (1998) mengatakan bahwa siswa merupakan penilai yang baik (the best assessor) terhadap perasaan dan pekerjaan mereka sendiri. Oleh karena itu, guru dapat memulai proses penilaian diri dengan kesempatan siswa untuk melakukan validasi pemikiran mereka sendiri atau jawaban-jawaban hasil pekerjaan mereka.

Siswa perlu memeriksa pekerjaan mereka dan memikirkan tentang apa yang terbaik untuk dilakukan dan area mana mereka perlu dibantu. Untuk memnuntun siswa dalam memahami proses penilaian diri, guru perlu melengkapi mereka dengan lembaran self-assessment.

C. Manfaat Penilaian Diri.

Penilaian diri dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri.

Keuntungan bagi siswa yaitu:

  1. Siswa menjadi bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri
  2. Siswa dapat menetapkan langkah – langkah berikutnya dalam belajar.
  3. Siswa merasa aman tentang sesuatu yang tidak benar.
  4. Meningkatkan harga diri siswa dan menjadi sesuatu yang positif
  5. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
  6. Siswa menjadi lebih bebas dan termotivasi.

Keuntungan bagi guru yaitu:

  1. Ada suatu pergesaran tanggung jawab dari guru ke siswa
  2. Pelajaran lebih efisisen jika para siswa termotivasi dan mandiri
  3. Umpan balik membantu guru mengidentifikasi kemajuan siswa
  4. Guru dapat mengidentifikasi langkah – langkah berikutnya untuk suatu grup/ individu.
  5. Terjadi persepsi antara sisawa dan guru, siswa menjelaskan strategi maka guru mengidentifikasi proses berfikir
  6. Pelajaran lebih efisien memboplehkan tantangan lebih besar

D. Dimulai Penilaian Diri.

Suatu titik awal untuk berfikir tentang peran penilaian diri diantaranya apa yang dikerjakan guru dan murid. David Satterly (1989) membahas ini dengan melihat bagian informasi yang relevan. Mungkin David Satterly melihat beberapa perubahan hambatan pada peran guru yang disebut di atas karena secara jelas ada aspek dimana guru akan membutuhkan petunjuk dan kontrol, tetapi dari pihak siswa input sentral antara proses penilaian ia memberikan penekanan pada kontribusi dan proses pembelajaran.

Ducan Haris dan Collin Bell (1986) mengatakan bahwa penilaian dapat dipikirkan sebagai rangkaian kesatuan dari kontrol guru untuk mengontrol. Keistimewaan rangkaian kesatuan ini menekankan pada meningkatnya tanggung jawab yang menempatkan pelajar untuk belajar sendiri sebagai metode yang digunakan, yang bergerak dari penilaian “tradisional” melalui kolaborasi (guru dan murid) dan penilaian bersama kepenilaian sendiri.

E. Membangun Iklim Kelas untuk Penilaian Diri

Beberapa alat penilaian yang digunakan untuk membantu memulai dan membangun kepercayaan guru dan siswa dalam penilaian diri dalam kaitan dengan iklim sekolah, yaitu:

1. Interviu

Siswa dapat diminta untuk melihat kemajuan mereka untuk memahami sebuah topik dengan melakukan interviu kemudian mendengarkan hasil rekaman interviu yang mereka lakukan untuk melihat kesesuaian antara hal yang diindentifikasi dengan hal yang menjadi kriteria pembelajaran.

2. Jurnal

Siswa dapat diminta untuk mempelajari jurnal yang sesuai dengan apa yang dipelajari. Agar aktifitas ini berkualitas maka dilakukan bukan sebagai rutinitas. Siswa dapat termotivasi untuk menulis kemudian memberikan respons apabila apa yang mereka tulis dengan apa yang mereka pelajari.

3. Portfolio

Metode ini merupakan informasi penting yang sangat terkenal, hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan mengenai penilaian relatif terhadap pekerjaan mereka dan untuk mendorong mereka mengumpulkan hasil capaian mereka yang dianggap terbaik.

4. Pencatatan/ Rekaman

Hasil dari penilaian dicatat untuk berbagai tujuan. Guru membutuhkannya sebagai laporan kemajuan siswa kepada orang tua atau pihak lain, atau bisa digunakan untuk mengevaluasi efektifitas pembelajaran. Pada intinya semua informasi dapat disatukan dan dicatat dari evaluasi diri dan dari penilaian yang lain.


5. Penilaian Teman Sejawat

Penilaian ini termasuk dalam bagian lain karena beberapa aspek yang membedakan antara penilaian teman dan penilain diri. Salah satu keuntungan dari penilaian teman adalah turut serta membangun personaliti dan sifat sosial siswa. Siswa sebagai individu akan belajar berkomunikasi dengan teman mereka dengan cara yang bebas.

6. Masalah Waktu

Pendahuluan dan penggunaan penilaian diri adalah salah satu cara yang harus diketahui siswa tentang apa yang harus diketahui siswa tentang apa yang diharapkan dari mereka dan seperangkat aturan dalam kelas yang harus mereka pahami. Poster yang dituliskan dengan kalimat-kalimat tanya yang mengandung penilaian diri akan menjadi hal pertama yang terbaik, dengan berbagai pertanyaan yang diajukan pada diri mereka, misalnya

§ Apa yang sudah aku pelajari?

§ Apa yang menyenangkan dari pekerjaanku?

§ Kesulitan apa yang aku temui?

§ Bagaimana aku bisa mengembangkan ini?

7. Pelaksanaan Masalah

Satu kesulitan yang sering dihadapi guru ketika membuat penilaian diri adalah membantu siswa mengembangkan pemahaman mereka tentang proses belajar dan peduli terhadap kemajuan pemahaman mereka. Tanggapan pertama siswa dalam mengevaluasi pekerjaan mereka biasanya simpel dan umum: “saya menyukai ini”, atau “saya rasa saya mengerjakan ini dengan baik”.

G. Strategi Penilaian Diri

Sehubungan dengan penilaian diri siswa dalam kelas agar dapat memberi manfaat bagi guru maupun siswa, dapat diidentifikasi 4 strategi yang dapat digunakan yaitu:

1. Modeling using exemplars

Strategi ini merupakan suatu teknik yang sangat bermanfaat untuk membangun ketrampilan penilaian diri siswa. Teknik tersebut meliputi penggunaan suatu contoh bagian pekerjaan untuk membantu siswa menilai diri mereka sendiri, dan dapat dilakukan dengan beberapa tahap yang berbeda sepanjang proses pembelajaran, yakni:

a. Menunjukan pada siswa contoh bagian pekerjaan dan membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

b. Menggunakan model sebagai petunjuk untuk mengembangkan, memperbaiki, dan memodifikasi pekerjaan siswa.

c. Menggunakan model sebagai pembanding pekerjaan siswa.

2. Questioning skills

Strategi ini merupakan bagian dari proses untuk mendorong siswa terpikir pada semua tingkatan berpikir, mulai dari pengetahuan dasar sampai evaluasi dan penilaian secara analisis

3. Grafhic organizers

Strategi ini merupakan salah satu teknik untuk membantu siswa menjadi mahir dan cakap dalam merefleksikan pekerjaan mereka.

4. Reflection as a process for closing the learning gap

Strategi ini merupakan suatu proses untuk mengatasi kesenjangan belajar. Sedangkan keterampilan untuk mengatasi kesenjangan belajar memerlukan pemahaman yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan kriteria sukses.

Menurut Paul Black dan Dylan Wiliam (1998), ada hal-hal yang harus dilakukan guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam melakukan penilaian diri. mereka menganjurkan kepada guru untuk melakukan hal berikut:

a. Membagikan kriteria pada siswa

b. Tujuan belajar yang jelas (hasil belajar/intensi)

H. Contoh-contoh format penilaian diri sendiri

* Contoh kartu laporan hasil penilaian diri siswa profil individu

Petunjuk:

Pilihlah warna yang sesuai dengan keadaan dan pengalaman anda, dengan ketentuan warna sebagai berikut:

Semua materi belum dipahami

Sebagian materi belum dipahami

Semua materi sudah dipahami


Nama Siswa :....

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Aritmatika Sosial

Tanggal: 1/12/09 2/12/09 3/12/09

No.

Indikator pencapaian

1.

Menghitung persentase suatu bilangan










2.

Merubah bentuk pecahan menjadi bentuk persen sederhana atau sebaliknya










3.

Menghitung bagian sekian bagian dari suatu bilangan










4.

Mengidentifikasi suatu proses jual beli terkait dengan keuntungan atau kerugian










Rata-rata




Komentar siswa……………………

Yogyakarta, 2 Desember 2009

Guru mata pelajaran

(……………)

NIP

* Contoh kartu laporan hasil penilaian diri siswa profil kelas

No.

Nama siswa

Skor rata-rata pertemuan ke-

1

2

3

4

5

6

1.








2.








3.








4.








5.








Baca Selengkapnya...

Terbanyak Dikunjungi