SENANDUNG LAGU CINTA: AKU MERINDUKANMU…!!!

06 April, 2010

Renungan Paskah 2010

Kemarin saya merayakan Minggu Paskah (pagi-Pkl.09.00 wita) di stasi Teluk Dalam (L2). Saat komuni seorang anak SD kelas 4-yang sepengetahuan saya belum komuni pertama-maju dan membuka tangannya, hendak menerima komuni. Aku tidak memberikannya komuni, melainkan berkat Tuhan di dahinya. Anak itu kembali ke tempat duduk dan braaaaaaaaaak...anak itu marah sambil melempar puji syukur mamanya. Aku kaget...Beberapa saat kemudian...anak itu maju lagi dengan cara yang sama pula. Aku pun melakukan hal yang sama pada dia, yaitu memberikan berkat Tuhan. Namun setelah itu...braaaaaaaak..sambil teriak dan menangis...Aku pikir apakah berkat Tuhan membuatnya jadi seperti kesurupan...??
Setelah Perayaa Ekaristi; ibunya menjelaskan padaku. Bahwa anak ini autis yang hyper aktif. Jika pastor paroki yang misa, biasanya pastor paroki memberikan hosti yang belum diberkati untuknya, jelas ibunya. Sekarang aku baru paham, bukan berkat Tuhan yang membuatnya marah tetapi karena sebuah kerinduan yang mendalam darinya untuk bersatu dengan Kristus secara konkret dan nyata melalui Tubuh dan DarahNya.
Para Sahabat...
Bagi kita yang normal dan yang sudah menerima komuni pertama dan setiap hari menerima kehadiran Kristus lewat Tubuh dan DarahNya, pertanyaannya; sejauh mana dan sudakah kehadiran Kristus lewat Tubuh dan DarahNya yang kita terima setiap Perayaan Ekaristi semakin membuat kita merindukanNya dalam setiap usaha, perjuangan dan pergumulan hidup kita. Sudahkah Tubuh dan Darah Kristus yang kita terima menjiwai dan mengubah semangat hidup kita...? Atau kita merasa biasa saja seperti kita makan roti bakar, roti keju dan minum bir?
Saya bangga pada sang anak autis itu. Entah dia memahami makna dan arti dari Tubuh dan Darah Kristus atau tidak, tetapi dari semangatnya, kerinduannya,
Jawaban ”Amin” saat hendak menerima Tubuh Kristus; merupakan pengakuan akan kehadiranNya, pengakuan akan ajaran dan karya-karya KasihNya hingga sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Dan serentak dengan pengakuan itu kita diajak untuk selalu merindukan kehadiranNya dengan melaksanakan ajaran-ajaranNya dalam setiap tindakan dan perbuatan-perbuatan kita berdasarkan Kasih tulus. Kita diajak untuk membagikan TubuhNya yang telah dibagi-bagi untuk kita kepada sesama kita dalam tugas, pekerjaan dan pelayanan tanpa pamrih.

Persatuan kita dengan Kristus melalui Tubuh dan DarahNya yang kita terima setiap Perayaa Ekaristi adalah:
1. Persatuan yang selalu membawa kerinduan untuk bersatu denganNya. Jika semangat kerinduan ini terus dihidupi, maka kita mampu melayani tanpa pamrih, kita bisa bersatu dengan sesama, kita membangun kesatuan dengan suami-istri dan anak-anak kita dalam kasih sejati. Kerinduan kita akan kehadiranNya di dalam palungan hati kita, akan terpancar secara konkret melalui kerinduan kita akan keluarga atau pastoran dan umat kita setiap kita bepergian (atau malah senang ketika suami pergi keluar kota dan istri merasa bebas dan sebaliknya, atau anak-anak kita merasa senang kalau orang tuanya pergi jauh: lama baru pulang aja..atau juga umatnya senang ketika pastornya dipindah, atau malah merasa senang meninggalkan pastoran dan umat..?), kerinduan kita akan sahabat kita di mana sajapun dia dan kita berada. Kerinduan untuk selalu mendengarkan, membaca dan merenungkan sabdaNya dalam Kitab Suci serta kerinduan untuk terus membangun relasi mesrah denganNya dalam doa.
2. Persatuan yang mengubah. Persatuan kita dengan Kristus melalui Tubuh dan DarahNya hendaknya mengubah semangat hidup kita. Mau melayani tanpa pamrih, hidup dalam kejujuran, setia dan tekun pada janji dan komitmen, terbuka menerima siapa saja dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran bersama sesama kita yang menderita, miskin dan tersingkirkan, mengampuni dan kerendahan hati kita untuk mendengarkan serta tutur kata dan perilaku yang bijaksana.
3. Persatuan yang menguatkan. Persatuan kita dengan Kristus melalui Tubuh dan DarahNya, hendaknya menguatkan iman kita untuk tidak mudah goyah dengan sogokan, tidak mudah goyah dengan tawaran-tawaran uang menuju mark up dan korupsi, menguatkan kita untuk tidak mudah selingkuh melainkan setia pada pasangan kita masing-masing, dan tidak mudah jatuh dalam dosa, serta menguatkan dan memberanikan kita untuk memperjuangkan keadilan, menyelamatkan lingkungan hidup dari kerusakan oleh Pertambangan batu bara dan perkebunan sawit meski banyak resiko berupa: dibenci, diancam, disingkirkan bahkan harus korban persaaan dan nyawa yang harus kita hadapi.
Yesus selalu merindukan kita untuk tetap bersatu denganNya; namun adakah dalam hati kita setiap saat terucap SENANDUNG LAGU CINTA: ”AKU MERINDUKANMU YESUS” atau merindukan yang lain...dan melupakan Yesus setelah kita kekenyangan...??
Salam merindukanmu: P. Kopong Tuan, MSF
Catatan: Romo Kopong saat ini sedang berkarya melayani umat katolik di keuskupan Samarinda Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya...

Terbanyak Dikunjungi