AKU DI BULAN NOVEMBER

25 November, 2009


Study Tour Ke UNJ
Kelelahan dan keceriaan selama perjalanan study tour ke Jakarta menjadi kisah awalku di bulan November. Aku dan teman-teman seperjuanganku (mahasiswa S1 PGSD UNY) mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). UNJ merupakan tujuan utama kami ke Jakarta, namun banyak kesan menarik yang kami peroleh saat masuk Dunia Fantasi (DUFAN) Ancol. Unik bukan? Kebiasaan manusia Indonesia yang cendrung menyukai hal-hal yang santai dan ceria dari pada menggeluti hal-hal formal.

Di Ancol kami banyak mencoba berbagai permainan yang bersifat menantang dan menguji adrenalin seperti halilintar, ayunan sampan (sebutan teman-teman), tornado, arum jeram, dan lain-lain. Kelelahan bercampur puas menyelimuti keseluruhan perasaan rombongan saat kembali ke wisma Cibubur tempat kami menginap. Keesokan harinya kami sempat berkunjung ke Taman Safari Bogor untuk menyaksikan kekaguman dunia satwa ciptaan Tuhan. Perasaan haru dan iba seolah bercampur aduk mengingat keberadaan satwa-satwa ini bukan pada tempat aslinya melainkan atas buatan manusia yang berusaha menyerupainya.

Perjalanan pulang ke Jogja disemaraki dengan menjajaki suasana kota Bandung terlebih dahulu. Bertepatan dengan akhir pecan, keramaian jalanan kota Bandung menjadi sebuah pemandangan yang unik. Kendaraan-kendaraan dari luar kota khususnya Jakarta mulai memadati jalan-jalan di kota Bandung. Menurut penjelasan si pemandu wisata, setiap akhir pecan banyak orang memilih kota Bandung sebagai tempat untuk bersantai. Tak ketinggalan rombongan kami pun ikut merasakan suasana tersebut. Setelah sempat berbelanja di kawasan Ciamplas untuk beberapa saat, rombongan akhirnya meninggalkan Kota Kembang dan melanjutkan perjalanan pulang ke Yogyakarta.

Skripsi vs Fokus Mapawi
Belum sempat melepaskan kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang, tugas-tugas perkuliahan telah menumpuk didepan mata. Rigkasan, makalah, analisis ini-itu, dan lain-lain adalah seperangkat kata dan kalimat yang terus terngiang-ngiang dalam otak. Belum lagi target yang ditentukan dosen pembimbing mengenai skripsi. Di bulan November merupakan bulan yang ditentukan beliau untuk menyelesaikan proposal PTK (bab I-III), mengingat pada bulan Desember akan mulai penelitian. Puyeng………..

Kepuyengan itu semakin parah ketika hati ini mulai tergerak untuk menghidupkan kembali forum mahasiswa kabupaten Melawi (Fokus Mapawi) yang selama ini vakum tanpa ada kegiatan apa pun bagi anggotanya. Sebagai sebuah forum yang menaungi para mahasiswa asal satu kabupaten yang sama, Fokus Mapawi sekiranya harus tetap eksis keberadaannya. Namun kenyataannya, hampir satu tahun tanpa ada kegiatan adalah sebuah kemerosotan. Mengingat tahun 2008 yang lalu forum ini telah menapaki sebuah prestasi yang fantastis bagi sebagian kalangan, karena berhasil menjadi penyelenggara pesta seni dan budaya Dayak Se-Kalimantan di Yogyakarta.

Ketergerakan hatiku didukung kesadaran beberapa teman selain pengurus yang menginginkan perubahan di Fokus Mapawi. Akhirnya kita sepakat untuk mulai melakukan sebuah kegiatan dalam rangka mengumpulkan para anggota Fokus Mapawi. Agenda terdekat adalah keterlibatan Fokus Mapawi sebagai partisipan dalam pesta seni dan budaya Dayak ke-VII yang diselenggarakan sejak tanggal 27-29 November 2009 oleh Forum mahasiswa Kutai Barat Kalimantan Timur. Dengan bekerjasama dengan pengurus yang ada, kami bersedia mengikuti gawai ini dengan persiapan apa adanya. Pameran dan permainan rakyat menjadi pilihan Fokus Mapawi untuk sekedar terlibat dalam acara ini.

Selain gawai, agenda kita berikutnya adalah acara Semalam Di Apang Semangai yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan Desember. Konsep acara ini berangkat dari kerinduan untuk mengumpulkan kembali para anggota focus Mapawi dalam satu ruang diskusi dan satu ruang kekeluargaan dengan tujuan utama adalah mempersiapkan generasi baru di tubuh kepengurusan Fokus Mapawi. Sedianya acara ini berlaku gratis bagi para pesertanya.

***


Baca Selengkapnya...

ADA APA DENGAN CINTA?

22 November, 2009

1. Andai kata cinta itu sebuah pengorbanan, mengapa pengorbanan itu bukan nokhtah sebuah cinta? Andai kata derita itu harga sebuah cinta, mengapa cinta itu semakin sukar dimiliki? Cinta seumpama kota kristal indah di penglihatan derita di perasaan.

2. Ada orang pada mulanya malu untuk jatuh cinta tapi bila perasaan menjadi rindu padanya, tiba-tiba perasaan malu itu menjadi hilang dengan sendirinya dan terpaksa menerima kenyataan yang sebenarnya bahawa anda telah jatuh cinta.

3. Gerak gerik memberi pengertian kepada perasaan yang tidak terucap oleh kata-kata.

4. Cinta yang di semadikan tidak mungkin layu selagi adanya imbas kembali. Hati yang remuk kembali kukuh selagi ketenangan di kecapi. Jiwa yang pasrah bertukar haluan selagi esok masih ada. Parut yang lama pastikan sembuh selagi iman terselit di dada.

5. Cinta yang datang umpama pelangi ceria dengan 7 warna memukau saat bayu berlagu riang, tika itulah cintanya hadir. Apabila mata terlihat seseorang yang bakal mewarnai hidupnya.

6. Cinta bukan paksaan. Ia lahir dari dua perasaan, kehadirannya tidak diundang, perginya tiada yang merelakan kerana ia terlalu sukar untuk dimengertikan.

7. Persahabatan biasanya berakhir dengan percintaan tetapi percintaan tidak pernah berakhir dengan persahabatan.

8. Cinta bukan mengajar kita lemah tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar menghinakan diri tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat tetapi membangkitkan semangat.

9. Apakah sebenarnya cinta itu? Coba katakan. Tak lain tak bukan ialah dua jiwa dalam satu fikiran dan dua hati dalam satu debaran.

10. Cetusan cinta pertama merupakan suatu getaran yang sangat menggoncangkan jiwa.

11. Kadangkala kita menyadari betapa dalamnya kita menyintai seseorang, disaat kita sedang kehilangannya. Dan kadangkala kita juga menyedari betapa perlunya cinta seseorang terhadap kita, disaat kita amat memerlukannya.

12. Cinta yang lahir dari pandang pertama adalah cinta suci, manakala perasaan cinta yang lahir dari kemesraan persahabatan adalah cinta sejati. Namun sukar untuk membedakan yg mana lebih abadi, cinta suci atau cinta sejati.

Dikutip dari:

http://asramfkguh02.wordpress.com/2008/05/08/nasihat-tentang-cinta/

Baca Selengkapnya...

21 NASIHAT TENTANG CINTA

Anda mungkin tidak mempercayainya, tapi merupakan nasihat yang baik untuk dibaca! Anda mungkin mempelajari sesuatu jika membacanya!!!

PERTAMA.
Bersedekahlah, dan lalukan dengan penuh ikhlas.

KEDUA.
nikahilah pria/ wanita yang enak diajak berbicara atau berdiskusi. Hal ini sangat penting dalam menjalin komunikasi dikala usia semakin tua.

KETIGA.
janganlah mudah percaya pada informasi atau gossip yang anda dengar. Berbelanjalah sesuai kebutuhan, tidurlah sesuai kebutuhan.

KEEMPAT.
Apabila kamu berkata, ” Aku Cinta Padamu”, maka lakukanlah karena itu adalah janji..

KELIMA.
apabila mengatakan, “Maaf”, pandanglah matanya.

KEENAM.
tunanganlah sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum anda menikah.

KETUJUH

Percayalah pada cinta pandangn pertama

KEDELAPAN.
jangan menertawai impian orang lain, karena manusia tampa impian sama dengan tidak memiliki apa-apa

KESEMBILAN.
Cintailah seseorang dengan sepenuh hati dan penuh kasih sayang. Meskipun seolah-olah anda merasa tersiksa, tapi percayalah itulah satu-satunya yang melengkapi kehidupan ini.

KESEPULUH.
jika bertengkar, bertengkarlah secara aman, dan jangna menyebu-nyebut nama orang lain ketika bertengkar.

KESEBELAS.
jangnalah menilai seseorang berdasarkam kepribadian keluarganya.

KEDUABELAS.
Berbicaralah dengan tenang dan berpikirlah dengan pantas.

KETIGABELAS.
Apabila seseorang bertanya tentang persoalan yang anda tidak suka, lontarkanlah senyuman dan bertanyalah padanya,”Kenapa anda ingin tahu?”

KEEMPATBELAS.
Ingatlah bahwa setiap cinta dan pencapaian yang besar akan melibatkan pengorbanan dan risiko yang besar.

KELIMABELAS.
Ucaplah “Semoga anda diberkati” apabila mendengar seseorang bersin.

KEENAMBELAS.
Apabila anda mengalami kerugian, janganlah menjadi kurang ajar.

KETUJUHBELAS.
Berpeganglah kepada tiga R:
* Rasa hormat pada diri sendiri;
* Rasa hormat kepada orang lain;
* Rasa tanggungjawab terhadap semua tindakan anda

KELAPANBELAS.
janganlah selalu membenarkan pertikaia, karena itu dapat merusak persaudaraan.

KESEMBILANBELAS.
Apabila anda menyadari bahwa anda telah melakukan kesalahan, usahlah berkelit untuk pembenaran kesalahan itu.

KEDUAPULUH.
Tersenyumlah ketika menjawab telepon, karena pemanggil akan melihatnya daripada suara yang mereka dengar.

KEDUAPULUH SATU
sediakan waktu untuk anda sendiri

Dikutip dari:

http://asramfkguh02.wordpress.com/2008/05/08/nasihat-tentang-cinta/

Baca Selengkapnya...

TIM SEPAK BOLA MELAWI KALAH LEWAT ADU PENALTI

17 November, 2009


Tim sepak bola Melawi tingkat mahasiswa di Yogyakarta harus terhenti di pertandingan pertama dalam turnamen Bengkayang Cup setelah kalah adu penalty dari tim Sanggau pada Sabtu, 14 November 2009. Pertandingan yang berlangsung di lapangan Kodim 403 Condongcatur tersebut disaksikan oleh sekitar 150 orang penonton yang berasal dari pendukung kedua tim. Melawi yang turun dengan mengenakan kostum putih diperkuat oleh para pemain dengan pengalaman seadanya. Sedangkan Sanggau yang turun dengan mengenakan kostum orange diperkuat oleh sebagian besar pemain berpengalaman (katanya) dan beberapa pemain baru.

Sejak kick off babak pertama dibunyikan, para pemain Melawi langsung tampil menyerang. Dengan formasi 3-5-2, alur serangan banyak dilakukan dari tengah dan sisi kiri pertahanan lawan. Beberapa peluang sempat diciptakan melalui kedua strikernya, namun tak satu pun menghasilkan gol. Sementara itu, para pemain Sanggau juga mencoba membangun serangan namun selalu kandas akibat disiplinnya lini belakang Melawi. Pada 20 menit awal, Melawi mendominasi serangan. Akibatnya ketika keasikan menyerang, kecerobohan lini belakang anak-anak Melawi pada menit 20-an memberikan peluang bagi striker Sanggau untuk merubah kedudukan menjadi 1-0.

Sadar akan ketertinggalannya, para pemain Melawi terus menggempur pertahanan tim Sanggau melalui umpan terobosan maupun umpan melambung. Namun upaya tersebut sia-sia hingga babak pertama usai. Pada babak kedua tim Melawi melakukan beberapa pergantian pemain. Upaya ini memberikan hasil positif setelah Lapin (kapten tim Melawi) berhasil menyodorkan umpan terobosan kepada Fahmi dan berhasil mengecoh penjaga gawang Sanggau. Kedudukan berubah menjadi 1-1. Demi mengejar kemenangan, kedua tim silih berganti melakukan serangan. Namun kedua tim bermain imbang dalam 2 x 45 menit sehingga kemenangan harus ditentukan lewat drama adu penalty.

Dalam drama adu penalty, tim Melawi mendapat kesempatan pertama sebagai penendang. Tendangan Kusnadi masih terlalu lemah dan berhasil ditepis oleh penjaga gawang Sanggau. Giliran penendang pertama dari tim Sanggau dan berhasil mengecoh penjaga gawang Melawi. Penendang kedua, ketiga dan kelima berhasil masuk ke gawang sedangkan penendang keempat (Rio) hanya membentur mistar gawang. Keadaan ini memberikan kemenangan bagi tim Sanggau yang keempat penendangnya berhasil menjaringkan bola ke gawang tim Melawi, kendati salah seorang penendang berhasil ditepis. Hasil akhir menjadi 4-3 (1-1) untuk kemenangan tim Sanggau.

Baca Selengkapnya...

FORUM REKTOR LPTK SEPAKAT MENUNDA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2010

16 November, 2009


Kami Pimpinan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sejak tahun 2007 bersedia melaksanakan salah satu tugas nasional ”Sertifikasi Guru” karena sepakat bahwa tugas ini berdampak pada peningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan guru. Tetapi dalam perjalanan mengemban tugas ini, hampir seluruh LPTK mengalami berbagai kendala. Maka kami para Rektor sepakat untuk meminta Menteri Pendidikan Nasional RI agar melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sertifikasi guru. Dan selama belum ada kesamaan dan kejelasan, forum Rektor LPTK sepakat agar pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2010 untuk tidak dilaksanakan dulu. Demikian Rektor UNY Dr. Rochmat Wahab MA yang memberikan sambutan mewakili Asosiasi LPTK pada Pembukaan rangkaian seluruh kegiatan LPTK CUP 2009 yang berlangsung Selasa malam (10/11) di rumah dinas Pejabat Pelaksana Gubernur Prov. Gorontalo. Acara dihadiri Pejabat Pemerintah Prov.Gorontalo, Rektor 11 LPTK seluruh Indonesia , para Pembantu Rektor, para Dekan, tamu undangan dan seluruh peserta LPTK Cup yang keseluruhannya berjumlah 531 orang.

Rochmat melanjutkan pelaksanaan sertifikasi guru melalui ”fortofolio” dalam kenyataannya kurang memberi nilai tambah dalam peningkatan profesionalisme guru. Selain itu juga perlu dikaji kembali tentang perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi guru, akan lebih baik jika Ditjen PMPTK menerbitkan Standard Operational Procedure (SOP) agar ada kejelasan. Hal lain yang disepakati forum Rektor adalah mendukung dan mengawal Program 100 hari Pemerintah (Depdiknas), khususnya yng terkait dengan Pengembangan Budaya dan Karakter yang juga menjadi keprihatinan Presiden RI, sehingga benar-benar bisa diwujudkan.

Sementara Pejabat pelaksana tugas Gubernur Gorontalo, Ir. Gusnar Ismail dalam sambutannya mengatakan bahwa sebagai provinsi baru (6 tahun) kami percaya hasil penelitian dari UNDP yang mengatakan dunia sekarang tidak efektif lagi jika mengandalkan keunggulan komparatifnya hanya berdasarkan sumber daya alam. Oleh karenanya pemerintah provinsi Gorontalo secara sadar membuat program Peningkatan Kualitas SDM sebagai program unggulannya . ”Kami selalu bersedia jadi tuan rumah, karena acara seperti ini dapat membangun sprit dan kualitas SDM kami dan juga bisa mendapat masukan , mengutip pemikiran-pemikiran banding dari para pakar ”, ujarnya.

Sedangkan Rektor UNG, Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, MPd di awal acara melaporkan seluruh rangkaian kegiatan yang sudah mendahului dan yang masih akan dilakukan. Seperti diberitakan sebelumnya rangkaian acara LPTK CUP 2009 meliputi Pertemuan Rektor LPTK seluruh Indonesia, Seminar Ke Olahragaan, Pertemuan DekanFIK/FPOK se Indonesia, Pertandingan Tenis Lapangan, eksebisi Golf dan Ladies Program. (lensa)

Sumber: http://uny.ac.id/data.php?m=951da6b7179a4f697cc89d36acf74e52&i=1&k=6068

Baca Selengkapnya...

ICT DAN INOVASI PEMBELAJARAN

06 November, 2009

PENDAHULUAN

Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak perlu lagi menjadi “pengkhutbah” yang terus berceramah dan memberikan banyak teori kepada peserta didik. Sudah bukan zamannya lagi anak diperlakukan bagai “keranjang sampah” yang hanya sekadar menjadi penampung ilmu. Peserta didik perlu diperlakukan secara utuh dan holistik sebagai manusia-manusia pembelajar yang akan menyerap pengalaman sebanyak-banyaknya melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, kelas perlu didesain sebagai “masyarakat mini” yang mampu memberikan gambaran bagaimana peserta didik berinteraksi dengan sesamanya. Dengan kata lain, kelas harus mampu menjadi “magnet” yang mampu menyedot minat dan perhatian peserta didik untuk terus belajar, bukan seperti penjara yang mengurung kebebasan mereka untuk berpikir, berbicara, berpendapat, mengambil inisiatif, atau berinteraksi.

Tidak bisa pungkiri lagi bahwa guru memiliki peran yang amat vital dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut. Dalam konteks demikian, gurulah yang akan menjadi “aktor” penentu keberhasilan peserta didik dalam mengadopsi dan menumbuhkan nilai-nilai kehidupan hakiki.

Ketika sang guru masuk kelas dan menutup pintu, di situlah sang guru akan menjadi pusat perhatian peserta didiknya. Mulai model potongan rambut, busana yang dikenakan, hingga sepatu yang dipakai akan disoroti oleh murid-muridnya. Belum lagi bagaimana gaya bicara sang guru, caranya berjalan, atau kedisiplinannya dalam mengajar. Di mata peserta didik, guru seolah-olah diposisikan sebagai pribadi perfect yang nihil cacat dan cela. Harus diakui tugas guru memang berat. Mereka tidak hanya dituntut untuk melakukan aksi “lahiriah” dalam bentuk kegiatan mengajar, tetapi juga harus melakukan aksi “batiniah”, yakni mendidik; mewariskan, mengabadikan, dan menyemaikan nilai-nilai luhur hakiki kepada peserta didik. Ini jelas tugas dan amanat yang amat berat ketika nilai-nilai yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat sudah demikian jauh merasuk dalam dimensi peradaban yang chaos dan kacau.

Apabila proses pembelajaran berlangsung monoton dan seadanya ( guru cenderung bergaya indoktrinatif dan dogmatis seperti orang berkhotbah ), upaya penyemaian nilai-nilai luhur hakiki akan sulit berlangsung dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Apalagi, kalau peserta didik hanya diperlakukan sebagai objek yang pasif, tidak diajak untuk berdialog dan berinteraksi. Maka, kegagalan penyemaian nilai-nilai luhur kepada peserta didik hanya tinggal menunggu waktu. Dalam konteks demikian, guru perlu mengambil langkah dan inisiatif untuk mendesain proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Guru memiliki kebebasan untuk melakukannya di kelas. KTSP sangat leluasa memberikan kesempatan kepada guru untuk menerapkan berbagai gaya dan kreativitasnya dalam kegiatan pembelajaran.

Melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif, atmosfer kelas tidak akan terpaku dalam suasana yang kaku dan monoton. Para peserta didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan cara diceramahi. Para murid juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, tanpa melupakan kaidah-kaidah keilmuan, sang guru perlu memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi kesalahan konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri.

Melalui suasana pembelajaran yang kondusif dengan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bebas berpendapat dan bercurah pikir, guru akan lebih mudah dalam menanamkan nilai-nilai luhur hakiki. Dengan cara demikian, tugas guru sebagai pengajar dan sekaligus sebagai pendidik diharapkan bisa terimplementasikan dengan baik. Meskipun korupsi, manipulasi, dan berbagai jenis “penyakit sosial” menyebar di tengah-tengah kehidupan masyarakat, melalui proses rekonstruksi konsep yang dibangunnya, anak-anak bangsa negeri ini akan memiliki benteng moral yang tangguh dalam gendang nuraninya sehingga pantang untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan bangsa dan negara.

Tidak seragamnya dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah. Salah satu indikatornya, misalnya tingkat kelulusan UAN masih rendah. Dari yang lulus, nilau UAN yang diperoleh siswa juga masih rendah.

Salah satu indikator penyebab rendahnya mutu pendidikan dinegara kita adalah, kurangnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide). Masih sedikit sekolah yang mempunyai sarana ICT (misalnya komputer dan internet), kalaupun ada penggunaanya kurang optimal.

Kendala pendidikan tersebut diantaranya disebabkan oleh faktor geografis (kondisi alam, penduduk yang sebagian besar tinggal di pedesaan, bahkan terpencil, sehingga sulit dijangkau transportasi dan komunikasi), dan faktor sosial ekonomi (rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak karena masalah kesejahteraan hidup), serta rendahnya mutu SDM.

Kendala tersebut dapat diatasi melalui penggunaan teknologi. Teknologi merupakan solusi tepat bagi masalah pendidikan Indonesia yang akan mengatasi kendala geografis, sosial ekonomi dan SDM.

Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional. Peningkatan kualitas SDM melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi.


A. PENGERTIAN BELAJAR

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata belajar merupakan suatu kata yang sudah tidak asing lagi. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan mereka. Kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan kemungkinan, entah malam hari, siang hari, sore hari ataupun pagi hari. Namun dari semua itu, tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar. Sebenarnya dari kata ”belajar” itu ada pengertian yang tersimpan di dalamnya. Pengertian dari kata ”belajar” itulah yang perlu kita ketahui dan hayati, sehingga tidak melahirkan pemahaman yang keliru masalah belajar.

Masalah pengertian belajar ini, para ahli pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka dapat mempertanggungjawabkan secara ilmiah.

James O. Whittaker (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2008:12) misalnya, merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah memlaui latihan atau pengalaman.

Dalam pengertian yang sangat luas, Anita E. Woolfolk, 1993 (dalam Conny R. Semiawan, 1999 : 245) menegaskan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada individu.

Abidin Syamsudin, 1981 ( dalam Conny R. Semiawan, 1999 : 245 ) mendefinisikan bahwa belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan pribadi.

Jika dirumuskan secara komprehensif, bahwa belajar merupakan aktivitas atau pengalamana yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan pribadi yang bersifat permanen. Perubahan itu dapat bersifat penambahan atau pengayaan pengetahuan, perilaku atau kepribadian. Mungkin juga dapat mengurangi atau reduksi pengetahuan, perilaku atau kepribadian yang tidak dikehendaki.

B. INOVASI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Inovasi

Ketika mendengar kata inovasi, yang muncul di benak kita barangkali sesuatu yang baru, unik dan menarik. Kebaruan, keunikan dan yang menarik itu pada akhirnya membawa kemanfaatan. Pendapat tersebut nampaknya tidak salah, dalam arti manusia sebagai makhluk sosial yang dinamis dan tak puas dengan apa yang sudah ada akan selalu mencoba, menggali dan menciptakan sesuatu yang “ baru “ atau “ lain “ dari biasanya. Begitu pula masalah inovasi yang erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Di mana proses pembelajaran melibatkan manusia (siswa dan guru) yang memiliki karakteristik khas yaitu keinginan untuk mengembangkan diri, maju dan berprestasi.

Secara epistemologi, inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan; yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana. ( Fuad Ihsan, 2003 : 191 )

Menurut Suprayekti ( 2004 : 2 ), inovasi adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan dirasakan sebagai hal yang baru oleh seseorang atau masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Hera Lestari Mikarsa ( 2007 : 7.3 ), ada dua istilah yang berkaitan erat dengan pembelajaran, yaitu pendidikan dan pelatihan. Pendidikan lebih menitik beratkan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian, jadi mengandung pengertian yang lebih luas. Sedangkan pelatihan lebih menekankan pada pembentukan keterampilan. Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan sekolah, sedangkan pelatihan umumnya dilaksanakan dalam lingkungan industri. Namun demikian, pendidikan kepribadian saja kurang lengkap. Para siswa perlu juga memiliki keterampilan agar dapat bekerja, berproduksi, dan menghasilkan berbagai hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, kedua istilah tersebut hendaknya tidak dipertentangkan melainkan perlu dipadukan dalam suatu sistem proses yang lazim disebut pengajaran.

Menurut Oemar Hamalik, 1999 ( dalam Hera Lestari Mikarsa, 2007 : 7.3 ) dalam pengajaran, perumusan tujuan merupakan hal yang utama dan setiap proses pengajaran senantiasa diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu, proses pengajaran harus direncanakan agar dapat dikontrol sejauh mana tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Itulah sebabnya, suatu sistem pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni :

a. Tahap analisis untuk menentukan dan merumuskan tujuan,

b. Tahap sintesis, yaitu tahap perencanaan proses yang akan ditempuh,

c. Tahap evaluasi untuk menilai tahap pertama dan kedua.

Makna pembelajaran merupakan suatu sistem yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material yang meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape, serta material lainnya. (Oemar Hamalik, 1999, dalam Hera Lestari Mikarsa 2007 : 7.3 )

Rumusan makna pembelajaran tersebut mengandung isyarat bahwa proses pembelajaran tidak terbatas dilaksanakan dalam ruangan saja, melainkan dapat dilaksanakan disembarang tempat dengan cara membaca buku, informasi melalui film, surat kabar, televisi, internet tergantung kepada organisasi dan interaksi berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan siswa.

  1. Inovasi Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi batasan, inovasi sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik berupa gagasan, metode atau alat (KBBI, 1990 : 330). Dari pengertian ini nampak bahwa inovasi itu identik dengan sesuatu yang baru, baik berupa alat, gagasan maupun metode. Dari uraian di atas, maka inovasi pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu upaya baru dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, sarana dan suasana yang mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Hasbullah, 2001 (http://penadenikurniawan.co.cc/2009/07/19/inovasi-pembelajaran/) berpendapat bahwa “baru” dalam inovasi itu merupakan apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima inovasi.

C. ALASAN PERLUNYA INOVASI DALAM PEMBELAJARAN

Masalah pendidikan kita memang kompleks. Faktor geografis (kondisi alam, penduduk yang sebagian besar tinggal di pedesaan, bahkan terpencil, sehingga sulit dijangkau transportasi) merupakan contoh sebab terjadinya kesenjangan mutu pendidikan antara daerah perkotaan dengan pedesaan/terpencil. Masalah lain diantaranya adalah susahnya akses komunikasi dan informasi di daerah, rendahnya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak (karena masalah kesejahteraan hidup), guru yang kurang memadai, serta sarana dan prasarana sekolah yang sangat minim.

Masalah tersebut dapat terbantu teratasi melalui penggunaan teknologi, khususnya ICT. Sudah saatnya kita harus mulai menggunakan ICT untuk mempercepat pemerataan akses dan peningkatan mutu pendidikan. Dalam hal ini dituntut adanya political will dari pemerintah, sehingga bisa tercipta suasana yang kondusif. Melalui ICT, kita dapat melaksanakan pendidikan dengan materi/bahan ajar yang di samping memenuhi standar mutu pemerintah juga tersedia merata dan mudah diakses di seluruh wilayah Indonesia.

Di sisi lain, peserta didik harus diberikan fasilitas untuk kemudahan akses materi/bahan ajar, tanpa harus dibatasi oleh kendala ruang dan waktu, juga kendala sosial ekonomi. Di daerah terpencil yang tidak dapat menerima siaran radio dan televisi, misalnya, pemerintah dapat menyediakan secara cuma-cuma antena parabola untuk akses pendidikan melalui satelit, sehingga mereka dapat belajar melalui siaran radio, TV pendidikan, internet, dan dari modul dan kaset audio/video (e-Learning). E-Learning perlu untuk digalakkan mengingat dari beberapa survey di internet menunjukkan bahwa e-Learning terbukti mampu meningkatkan mutu pendidikan dibanding cara-cara konvensional.

Semua itu harus dilakukan secara sinergi oleh beberapa pihak terkait. Pemerintah pusat sebagai motor penggerak, diharapkan akan mampu untuk melibatkan pihak swasta dan Pemerintah Daerah, untuk dapat terlaksananya pendidikan yang bermutu, tersebar merata ke seluruh wilayah Indonesia (mudah diperoleh) dan murah (terjangkau). Pendidikan yang maju dan tersebar merata serta mudah diakses akan mampu meningkatkan mutu SDM yang pada gilirannya akan mampu memajukan bangsa dan negara Indonesia sekaligus akan meningkatkan kemampuan kita untuk menang bersaing di era global sekarang ini.

D. ICT SEBAGAI INOVASI DALAM PEMBELAJARAN

Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa inovasi pembelajaran adalah suatu upaya baru dalam pembelajaran yang dilakukan guna menunjang peningkatan mutu pendidikan. Berbagai inovasi yang ada dalam pembelajaran, seperti pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, alat peraga pembelajaran, metode pembelajaran, kurikulum, pengelolaan kelas, maupun pembelajaran yang berbasis teknologi atau yang dikenal dengan ICT.

Alasan ICT dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran karena adanya kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi yang selanjutnya merubah konsep pembelajaran dari konvesional (tradisonal) menjadi pembelajaran yang berbasis teknologi, informasi dan komunikasi. Penerapan teknologi informasi ini adalah sebagai sarana untuk mengoptimalkan belajar siswa dengan mengkonstruksi pengetahuan, informasi dan nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan siswa dalam kehidupan nyata sesuai dengan perkembangan zaman.

KESIMPULAN

Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan mesti dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang belajar.

Seperti yang telah dipaparkan, pada hakekatnya sifat inovasi itu amat relatif, dalam arti inovasi yang kita lakukan sebenarnya barangkali sudah tidak asing bagi orang lain. Tetapi sebagai seorang guru yang setiap hari berinteraksi dengan anak, maka tidaklah salah apabila terus-menerus melakkukan inovasi dalam pembelajaran.

Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru yang segar dan mencerahkan.

Tanpa didukung kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi siswa. Di samping itu, guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Inovasi akhirnya menjadi sesuatu yang harus dicoba untuk dilakukan.

Daftar Pustaka

__________ . 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Conny R. Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud

Fuad Ihsan. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Hera Lestari Mikarsa, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Suprayekti, dkk. 2004. Pembaharuan Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Umar Tirtarahardja. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

http://www.penadenikurniawan.co.cc/2009/07/19/inovasi-pembelajaran/

Baca Selengkapnya...

Terbanyak Dikunjungi