Mati Ketawa ala Flores

08 January, 2009

Oleh Even Edomeko

TEKEN tentara
SEJUMLAH pemuda Manggarai Flores mendaftarkan diri masuk TNI. Mereka diterima seorang kopral tua, yang sedikit tuli dan banyak emosi.
Kopral : Maju satu-satu, sebut nama lengkap. Mulai!
Pemuda 1 : Stanislaus Peluru.
Kopral : (Mendelik) Ulang, lebih jelas!
Pemuda 1 : Lapor! Nama saya, Stanislaus Peluru...!
Kopral : (Geleng-geleng lalu mecatat) Berikut!
Pemuda 2 : Lapor! Saya Gerardus Granat!
Kopral : (Mulai jengkel) Apa kau bilang???
Pemuda 2 : Maaf, tapi nama saya memang Gerardus Granat....
Kopral : (Mulai tampak tak sabar) Berikut!
Pemuda 3 : Lapor! Nama saya Bernadus Bom...!
Kopral : (Menggebrak meja dan berdiri) Cukup sudah!!! Awas kalo kamu berani sebut lagi benda-benda yang bikin saya jadi pekak itu!*

NO Kopong, NO Cry
DI PELABUHAN Larantuka, seorang mama tua menjemput anaknya yang baru pulang, setelah dua belas tahun merantau di Sabah. Ketika sang anak turun dari perut kapal, mamanya langsung merangkul, mencium dan menangis tersedu-sedu. Lama dia nangis begitu. Setelah cukup lama, anaknya menghiburnya:
Anak : Ema, cukup su. Kita su pulang Nagi jo nangis tero begini...
Mama : Bukan itu, No... Bukan tegal itu...
Anak : Trus ema nangis kenapa...?
Mama : No Kopong, Pa mo Ema su kase nama kau bae-bae, kenapa kau ganti? Kau te sayang Pa mo Ema ka...?
Anak : No Kopong te ganti nama, Ema. No Kopong tetap No Kopong....
Mama : Abis kalo bukan, itu apa....??? (Sang Mama menunjuk baju kaus T Shirt yang dipakai puteranya itu. Pada baju itu ada gambar wajah Bob Marley dan tulisan NO WAMAN NO CRY.)*

MEJA dan kursi
SEPULANG dari piknik di Danau Kelimutu, seorang pemandu wisatawan mengajak sepasang turis duduk minum di sebuah warung, di pelabuhan lama. Sambil minum, si pemandu wisata mulai wora.
Guide : Mister, di Ende ni, kami juga punya Table Mount, Gunung Meja. Malah lengkap satu set dengan perabotannya.
Turis : Oh yes? Mana itu Gunung Meja?
Mama : Itu lihat... (dia menunjuk ke arah Gunung Meja).
Turis : Beautiful... Lalu mana kursinya?
Guide : Itu di sana (dia tunjuk Pulau Ende).*

Pembunuh PAUS
SAAT mata pelajaran Agama, guru menjelaskan tentang Sejarah Gereja Modern. Guru asyik mati punya, tapi murid-murid pun ngantuk mati punya.
Guru : Semasa hidupnya, Sri Paus Yohanes Paulus II almarhum pernah coba dibunuh oleh Memet Ali Aqca. Si Memet diancam hukuman mati, namun Sri Paus meminta agar ia tidak dibunuh. (Guru mulai terganggu lihat siswanya ngantuk semua) Hoe Ande! Coba kau ulang saya omong tadi....
Ande : (Terkejut, gosok-gosok mata, dan tampak bingung)
Guru : Tidur terus kau! Siapa yang bunuh Paus?
Ande : Saya punya bapa, Pak Guru. Tadi malam pas jam tujuh tepat. Lalu kami semua duduk potong-potong sampe pagi, untuk dijual di Pasar Lewoleba.
Guru : Kau pu muka tu macam ikan paus!*

Nama itu LEGENDA
ORANG Maumere senang betul kasih nama anak berdasarkan kejadian penting pada saat kelahiran sang bayi. Waktu Sri Paus berkunjung ke Maumere, terdapat anak bernama: Yohanes Paulus II, Karoruls Karol Woijtyla, Paulus Polandia, dan Yohanes Santo Bapa.
Dulu, waktu pasukan Sekutu menyerbu Irak, tercatat nama-nama berikut: Gregorius Sadam Hussein, Rudolfus Rudal Scud, dan Tomas Tomahawk.
Ketika gempa tektonik dan gelombang pasang tsunami meluluh-lantakkan Maumere, muncul nama-nama ini: Teofilus Tektonik, Susana Tsunami, Hieronimus Skala Richter, dan Amadeus Kasur (karena lolos dari maut akibat hanyut di atas kasur).
Kemarin, sehari setelah artis muda Delon bernyanyi di Gelora Samador, ada orang tua mempermandikan anaknya dengan nama: Dionisius Delon Idol. *

KEJAR Paket A
KISAH ini terjadi di sebuah dusun dekat Mataloko, Ngada. Di dalam ruang kelas Kejar Paket A -program pemberantasan buta huruf untuk para ortu.
Guru : Seperti rumah punya fondasi, begitu juga Negara kita punya dasar yang disebut Pancasila. Nah siapa tahu, berapa buahkah dasar-dasar dalam Pancasila?
Watu : Saya pak. Macam rumah, jadi satu buah!
Guru : Satu kau punya bapa itu... Ayo pikir lagi...
Kaju : (Berbisik ke Watu) Bilang lima, jou.... Bilang lima
Watu: (Balas berbisik) Wale bilang satu saja dia su omong saya punya bapa, bilang lima bisa-bisa dihitung sampe saya punya nenek moyang*

Dua SOBAT
MITE dan Baghi adalah dua sahabat karib. Meski sama-sama tuli, tetapi keduanya selalu tampak kompak bertukar-pikiran, sepertinya saling memahami. Suatu pagi, saat hendak ke sawah, Mite melihat Baghi ada tunggu oto dengan berpakaian rapi.
Mite : Teman, kau mau pigi Mbay ko?
Baghi : Tidak teman, saya mau ke Mbay.
Mite : O... Baik sudah. Saya kira kau mau pigi Mbay.*


1 comment

Anonymous said...

lucuuuuuuuuuuu....mati ketawa kita orang nagi. me malu juga e..mase ada orang selucu dan semanis No Kopong kah?? aihhh...no Cray...

9 January 2009 at 01:43

Post a Comment

Jika berkenan, tinggalkan comment anda di sini!!! Terima kasih...

Terbanyak Dikunjungi