AKU: HARI KEMARIN, HARI INI DAN HARI ESOK

02 January, 2009

Sebuah Refleksi Menjelang Akhir Tahun 2008

Oleh: Ferdy H. Pantar

Tinggal hitungan hari, tahun 2008 akan segera berakhir. Dengan hitungan nominal angka, kurang lebih dua tahun sudah kita melewati hari demi hari dalam perjiarahan hidup di kota ini. Sebuah jarak waktu yang cukup lama dan tergolong mapan bagi seorang pencari ilmu. Dalam waktu dua tahun itu dapat dibayangkan seberapa banyaknya ilmu yang didapatkan. Seberapa banyak pula pengalaman-pengalaman yang dirasakan sebagai bekal hidup demi masa depan yang cerah.

Sebagai mahasiswa yang kreatif, hidup dengan hanya menunggu dan mendapatkan ilmu dari bangku kuliah tidaklah cukup. Ada sebuah ungkapan di kalangan para intelektual muda; “mendapatkan IPK 3,0 sebagai mahasiswa pasif adalah biasa, tapi mendapat IPK 3,0 sebagai mahasiswa aktif adalah luar biasa”. Tentu yang dimaksud dengan pasif adalah para mahasiswa yang pergi pulang kuliah Asrama/kost-Kampus lalu makan dan tidur. Sebaliknya, yang dimaksud dengan aktif adalah segenap mahasiswa yang sehabis pulang kuliah masih harus menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan di luar kampus seperti UKM-UKM Kampus, Forum-forum Kabupaten, kegiatan-kegiatan keagamaan, dll.

Kelompok kedua tentunya menyadari kalau apa yang didapatkannya di bangku kuliah sebagian besar hanya bekal teori belaka dan akan diperdalam dengan sederet pengalaman di luar kampus. Selain itu, dengan sederet pengalaman yang didapatkan di luar kampus melalui unit-unit kegiatan diatas, akan semakin mendewasakan setiap individunya dalam bersosialisasi dengan orang lain. Saya tidak berani mengatakan kalau kelompok pertama kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain. Namun yang perlu digarisbawahi adalah semakin majemuknya lingkungan yang dihadapi di luar, maka semakin besar pula kemampuan kita dalam bersosialisasi.

Bagaimana dengan kita? Kelompok manakah yang hendak kita pilih? Jika orentasinya mengacu pada profesi yang akan kita tekuni nanti, sangat disayangkan jika selama ini kita termasuk kelompok yang pertama. Mengingat nanti kita pasti akan berhadapan dengan masyarakat yang majemuk, tidakkah lebih baik jika dari sekarang kita mempersiapkan segala sesuatunya? Segala sesuatunya belum terlambat, apalagi yang namanya belajar. Ada banyak sekali wadah yang bisa kita sentuh di luar sana. Jangan sekali-sekali pesimis akan apa yang hendak dicapai karena bukan hasil yang diutamakan melainkan proses belajarnya. Tulisan ini bukan merupakan upaya dari saya untuk menggurui, sehingga mungkin teman-teman akan berkata kalau saya “sok-sok’an”. Kita semua sama-sama mau belajar. Belajar bukan untuk kepandaian melainkan untuk bekal hidup di masa yang akan datang.

Melalui moment Tahun Baru ini, mari kita sama-sama merefleksikan kembali akan apa yang telah kita jalani selama ini. Waktu terus berjalan dan tak pernah berhenti. Kita akan ketinggalan jauh jika kita terus menunggu dan menunggu. Biar orang berkata apa tentang kita, toh yang jalani adalah kita sendiri. Kita tahu dan sadar akan apa yang kita perbuat, baik buruknya kita yang tanggung. Kita datang jauh-jauh ke Jogja untuk belajar, apa saja. Jangan dilewatkan kesempatan emas ini. Semoga!!!

1 comment

Anonymous said...

apa yang disampaikan dlm tulisan ini semuanya benar. mahasiswa memang butuh pengalaman tk bersosialisasi. tp perlu dipahami bahwa setiap individu pnya pilihan tk menentukan yg trbaik bwt dirinya. bila acuannya lingkungan asrama pgsd upp 1, susah deh tk bs berkembang. kurang mendukung,,,

21 January 2009 at 19:43

Post a Comment

Jika berkenan, tinggalkan comment anda di sini!!! Terima kasih...

Terbanyak Dikunjungi