JAKARTA, SABTU — Departemen Luar Negeri dinilai perlu mengganti model diplomasinya, dari total diplomacy menjadi comprehensif diplomacy dalam menyikapi konflik Israel-Palestina.
Anggota Komisi Pertahanan DPR Happy Bone Zulkarnain mengatakan, total diplomacy yang dilakukan Deplu selama ini tidak akan berpengaruh besar pada upaya penyelesaian konflik kedua negara tersebut.
"Peran Indonesia harus dikoreksi total. Indonesia hanya mampu memberikan kecaman-kecaman yang hanya menyenangkan masyarakat domestik. Tidak bisa seperti itu. Harus ada diplomasi yang lebih efektif, bahwa kita tidak hanya sekadar mengecam. Yang perlu dievaluasi adalah apakah total diplomasi Deplu sudah efektif untuk menyuarakan perasaan kemanusiaan kita," ujar Happy dalam diskusi "Konflik Israel-Palestina" di Jakarta, Sabtu (3/1).
Ia memandang, dengan tidak terjalinnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Israel mengakibatkan tidak efektifnya tekanan yang dilakukan Indonesia. Kecaman dan tekanan dari Indonesia, tidak akan didengarkan oleh Israel. Total diplomasi, kata Happy, sebaiknya diganti dengan komprehensif diplomasi.
"Dengan komprehensif diplomasi, Indonesia tidak bekerja sendiri, tapi bersama dengan negara-negara yang satu komunitas sehingga lebih kuat, daripada berteriak sendiri. Indonesia kan bisa menggunakan gerakan nonblok atau ASEAN Chartered, sehingga bukan kita saja yang bicara," ujar Happy.
Inggried Dwi Wedhaswary (www.compas.com)
2 comments
ini tragedi kemanusiaan yang menimpa dunia kita, tidak hanya menimpa golongan atau agama tertentu. mga kta bsa saling bahu membahu memahami dan melepaskan pengkotak-kotakkan diantar kita.
9 January 2009 at 01:36moga saja krisis di gaza segera berakhir. bagi warga Indonesia, bersikaplah yang bijak dalam menanggapi krisis di gaza.
17 January 2009 at 15:19Post a Comment
Jika berkenan, tinggalkan comment anda di sini!!! Terima kasih...